Di Sisi Awan Aku Menunggui Hujan


Lama nggak posting, ini mau menpublish tulisan orang yang tersimpan rapi di lepy, lupa nggak ngopy nama penulisnya, yang jelas tulisan di bawah bukan tulisan saya, he. Semoga yang mengarang tidak tersinggung sumbernya tidak dicantumkan, kalau tidak salah ingat saya ambil dari situs fimadani.

---
Teringat serangkaian kisah yang menghampir di selasar pikiran. Satu–satu, kadang bertindih, berebut diungkap dengan ujung pena. Saat burung–burung Sriti mengantar hujan menyambangi muka bumi. Ada ceria, ada hati yang berduka. Ada tawa, ada mulut yang mencibir resah. Namun, yang pasti ada rahmat Tuhan yang sedang tercurah.

Suatu kali dalam sebuah perjalanan, ada hujan mengetuk-ngetuk atap kendaraan yang kutumpangi, mengusap-usap kaca mobilnya, lalu bertemu riang dengan titik-titik lainnya di tanah. Sekitaran perlahan memburam, hawa mendingin melawan polusi yang memanaskan dari segala kendaraan. Seseorang menceracau pada hujan.