Tulus Besar


Desa Tulus Besar. Karena ketulusanlah seseorang itu kemudian bisa menjadi besar. Itulah sedikit pelajaran yang bisa saya ambil pada Hari Jum’at yang barokah ini. Adalah Bapak Hudi, salah seorang pemiliik sebuah CV yang mengolah cangkang rajungan menjadi tepung di Desa Tulus Besar, Tumpang, Malang yang membuat saya kagum dan kemudian kenyang akan ilmu yang diberikannya. Pertama kali bertemu dengan beliau, sosok Bapak ini terlihat agak menyeramkan, ternyata setelah beliau mulai berbicara, tidak tanggung-tanggung, berton-ton ilmu yang dikeluarkan oleh beliau membuat saya terhenyak, tersenyum, dan terkagum kagum pada beliau.
 Bapak Hudi yang notabene ’hanya’ lulusan SMA mampu membuat saya berdecak kagum akan ketulusan dan kesungguhan beliau untuk mensejahterakan orang-orang di sekitarnya. Keinginannya membangun sebuah CV itu bisa dikatakan bermula dari sebuah ayat yang menjelaskan bahwa tidak ada yang sia – sia di muka bumi ini.. (Robbana maa kholaqta haadza baathila). Cangkang rajungan yang sebenarnya hanya limbah, diolah beliau menjadi tepung dan diekspor sampai ke manca negara. Usaha yang beliau dirikan tersebut mampu menampung puluhan pekerja yang kebanyakan adalah penduduk sekitar. Usaha yang dijalankan oleh Bapak Hudi baru-baru ini sudah merambah pada pengolahan pupuk organik dan ekspor daun tebu yang sudah kering. Selain itu, wilayah distribusinya sudah meluas kemana-mana.
Kekaguman saya bertambah-tambah manakala mendengar cerita beliau yang mengindikasikan bahwa beliau adalah seorang pembelajar sejati. Bapak Hudi juga adalah seorang yang bekerja di proyek. Profesi ini beliau dapatkan akibat kesungguhannya belajar otodidak semenjak menjadi kuli bangunan. Saat para tukang istirahat atau pulang, maka yang dilakukan Bapak Hudi adalah menghitung-hitung berapa jumlah bata, semen, atau bahkan pasir yang digunakan tiap meter perseginya. Begitu terus setiap harinya, setiap beliau bertemu dengan orang-orang yang ’bertitel’ maka yang dilakukan beliau adalah mendengar dan meminta sedikit ilmu untuk kemudian beliau terapkan. Walaupun bukan seorang lulusan pondok pesantren, aku beliau, sedikit ilmu yang beliau punya ingin langsung diterapkan di lapangan, itulah yang menurut saya kemudian menjadikan usaha beliau menjadi berkah. Beliau bisa menghidupi keluarga, orang – orang sekitar bahkan secara rutin menyumbang anak – anak yatim piatu. Beliau berujar, ”Nggak usah banyak, yang penting ada terus setiap hari yang diberikan ke orang lain.. yang penting istiqomahnya itu lho”. Pesan moral yang sebenarnya ingin beliau sampaikan adalah ketulusan untuk memberi, kerendahan hati, keistiqomahan, ilmu yang kemudian diterapkan, rasa syukur dan qona’ah, dan menjadi pembelajar sejati dalam kampus kehidupan.

Kultwit Salim A. Fillah #Jamil



Dalam Quran yang mulia; 3 kali kata ‪#Jamil {bagus, indah, jelita} disebut sebagai cara melaksanakan perintah Allah pada Nabi & ummatnya. Penyebutan pertama; {QS 15: 85}; sifat ‪#Jamil mengiringi perintah berlapang dada untuk memberi kemaafan; "Fashfahish shafhal jamil."Maka lapangkanlah dada untuk memaafkan mereka dengan kemaafan yang ‪#Jamil [bagus, indah, jelita].." {QS 15: 85}.  Ibn Katsir menafsirkan ‪#Jamil dalam ayat ini dengan {QS 43: 89} "Fashfah 'anhum wa qul salaam.." yakni, "Dan ucapkan salam nan damai."Syaikh Muhammad 'Ali Ash Shabuni memaknai ‪#Jamil dalam kelapangan dada kala memaafkan sebagai; "Pemberian maaf tanpa disertai celaan."

Penyebutan ‪#Jamil yang kedua termaktub dalam {QS 70: 5} sebagai petunjuk pelaksanaan perintah bersabar; "Fashbir shabran jamiila."Maka bersabarlah engkau dengan kesabaran yang ‪#Jamil [bagus, indah, jelita]." {QS 70: 5} Yakni, ujar Ibn Katsir, sabarlah hai Muhammad atas pendustaan mereka pada seruanmu, permintaan mereka agar 'adzab didatangkan, & keyakinan mereka bahwa 'adzab takkan terjadi. Dan hendaknya kesabaranmu itu ‪#Jamil; yaitu, ujar Ash Shabuni; kesabaran yang tidak disertai keluh kesah, penyesalan, & pengandaian. Kesabaran ‪#Jamil itu; tanpa kesana-kemari mengisahkan, tanpa menyesali kebaikan yang ditunaikan, & tanpa berandai begini maupun begitu.

Menjaga Hati

Sebuah tulisan yang sebenarnya ditujukan pada kaum Adam, tapi juga layak dikonsumsi kaum Hawa. Diambil dari sebuah blog yang semoga menginspirasi dan menguatkan tekad untuk senantiasa menjaga hati:)





Jangan dulu biarkan guratannya terlalu dalam jika permaisuri itu, sang pribadi sholihah, telah melunakkan hati ini. Mudah sekali namanya tergurat, terukir, dan termemorikan, tapi jangan terlalu dalam. Jika namanya mulai datang, mungkin guratannya akan terasa menggetarkan tapi jangan sampai terlalu, jangan sampai hati ini lepas dari Penggenggamnya, nanti bukan cinta namanya.

Di Sisi Awan Aku Menunggui Hujan


Lama nggak posting, ini mau menpublish tulisan orang yang tersimpan rapi di lepy, lupa nggak ngopy nama penulisnya, yang jelas tulisan di bawah bukan tulisan saya, he. Semoga yang mengarang tidak tersinggung sumbernya tidak dicantumkan, kalau tidak salah ingat saya ambil dari situs fimadani.

---
Teringat serangkaian kisah yang menghampir di selasar pikiran. Satu–satu, kadang bertindih, berebut diungkap dengan ujung pena. Saat burung–burung Sriti mengantar hujan menyambangi muka bumi. Ada ceria, ada hati yang berduka. Ada tawa, ada mulut yang mencibir resah. Namun, yang pasti ada rahmat Tuhan yang sedang tercurah.

Suatu kali dalam sebuah perjalanan, ada hujan mengetuk-ngetuk atap kendaraan yang kutumpangi, mengusap-usap kaca mobilnya, lalu bertemu riang dengan titik-titik lainnya di tanah. Sekitaran perlahan memburam, hawa mendingin melawan polusi yang memanaskan dari segala kendaraan. Seseorang menceracau pada hujan.

Karena Ukuran Kita Tak Sama


 

seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan
kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi




Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.
Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,

Hujan



Hujan itu menyenangkan bagiku, bukan karena bisa hujan-hujanan di tengah hujan, tapi yang menyenangkan adalah tatkala aku berada di tengah hujan tapi tak basah, rasakanlah, kau hanya merasakan rintik hujan itu di tangan dan kakimu dan sesekali terpercik ke mukamu, itu menyenangkan walapun dingin kadang menusuk-nusuk kaki dan tangan, tapi di tengah hujan tetaplah nyaman, tanpa takut kan sakit tanpa takut akan terluka. Memandang hujan menjadi sesuatu yang menyenangkan, menyenangkan jika hujan itu serupa rerintik yang bersambung sambung, ia membasahi bumi, membungkus kota dengan air yang tercurah dari langit, menyegarkan yang kering, membersihkan yang kotor. Saat hujan adalah saat yang tepat untuk banyak-banyak berdoa, berdoa untuk diri, keluarga, cita-citamu, dan tentu saja memohon kebaikan hujan agar hujan tidak menjelma menjadi bencana tak berkesudahan. Bau hujan itu menyenangkan, bau air yang meresap di tanah memunculkan bau yang segar .. debu-debu membeku, menyatu dengan tanah membentuk padatan sekaligus becek, tapi baunya menyenangkan.

Sapardi Djoko Damono



Siapa yang tak kenal dengan sosok penyair ini? syair yang dihasilkan beliau sangat sederhana namun terasa dalam dan bertenaga. Maka saya ingin sejenak berguru pada beliau, mengumpulkan beberapa sajak dan merangkum dalam bahasa yang mudah kumengerti, sehingga kelak saya bisa menerjemahkan tiap gigitan peristiwa yang telah dan akan saya lalui:)

Aku ingin ..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..


Duhai Jiwa :)



Duhai jiwa yang merindukan belahan kalbu
Duhai hati yang mendamba cinta tulus suci
Tlah terpatri kini rasa cinta yang sejati
Dengan hadirmu di sini

Duhai cinta kau hadir isi kekosonganku
Duhai rasa berjuta cita penuhi sukma
Bersua di dalam ikatan kasih nan murni
Berdua bersama

Kuterima segala kekurangan dirimu
Kuserahkan hati titip cintaku padamu
Tuhan tuntun langkah kaki tetap di jalanMu
Menapaki indah reguk cinta bersama

Your Life



Ini hidupmu. Lakukan yang kau sukai, dan lakukan sesering mungkin. Jika kau tidak suka sesuatu, ganti. Jika kau tidak suka pekerjaanmu, berhenti. Jika kau tidak punya banyak waktu, tidak perlu menonton televisi. Jika kau mencari cinta dalam hidupmu, berhenti; mereka akan menunggumu saat kau mulai melakukan hal yang kau sukai. Berhenti terlalu menganalisis, semua emosi itu indah. Hidup itu sederhana. Saat kau makan, apresiasi setiap gigitannya. Buka pikiranmu, tanganmu, dan hatimu pada hal baru dan orang baru, kita satu dalam perbedaan. Tanyakan pada orang lain apa passion mereka dan ceritakan mimpi-mimpimu bersamanya. Sering-seringlah bepergian; kehilangan akan membantumu menemukan dirimu. Beberapa peluang hanya akan muncul satu kali, perhatikan. Hidup adalah tentang orang yang kau temui, dan hal yang kau ciptakan bersama mereka, jadi keluarlah dan mulailah menciptakan. Hidup itu pendek. Hiduplah bersama mimpimu dan gunakan passionmu

sumber: dari sebuah gambar

Tidak Bisa Tidak Menangis



sumber: di sini

Tidak bisa tidak menangis
Melihat peristirahatan terakhirmu
Masih lekat dalam ingatan setahun yang lalu
Engkau berpulang pada Yang Maha Menggenggam Kehidupan

Masih lekat dalam ingatan setahun yang lalu
Engkau terbujur kaku di mobil jenazah

Masih lekat dalam ingatan setahun yang lalu
Engkau terbujur tak sadarkan diri di ruang ICU

Sakura



Sakura
Bunga yang hanya tumbuh di daerah Jepang
Bunga yang hanya mekar di musim semi
Hadirnya dinanti oleh para penikmat alam
Maka riuhlah mereka di bawah rerimbun bunga yang bermekaran
Gugurnya meninggalkan sesak di hati
karena bersamaan dengan itu hilang pula keindahan musim semi

Pada akhirnya sakura harus tunduk pada Sang Pencipta
Meskipun mungkin ianya ingin tumbuh di sebarang tempat
Meskipun mungkin ianya ingin mekar sepanjang tahun
Meskipun mungkin ianya ingin merekah sepanjang masa
Meskipun mungkin inginnya dipuji para pengagumnya
Tapi apalah arti puji puja jika Sang Pencipta murka?

Maka merebaklah namanya hingga ujung dunia
Maka berbanggalah orang Jepang menyandangnya
Justru karena ianya hanya tumbuh di jepang
Justru karena ianya hanya mekar di musim semi
Justru karena ianya hanya bertahan 9 hari
Maka mekarnya semakin merekah
Seiring dengan keberkahan yang meruah

Berakhlak Mulia Itu ..



Berakhlak mulia itu boleh jadi sama saja dengan membiarkan orang lain berprasangka buruk, membenci, bahkan memfitnah Anda, sedangkan Anda sendiri selalu berusaha berprasangka baik, menyayangi, bahkan menyanjung orang lain..

Berakhlak mulia itu boleh jadi membuat Anda senantiasa tergugu, sakit, sesak, menangis dalam hati hanya demi benar2 menjaga agar pikiran, lisan, bahkan perbuatan tidak menyakiti orang lain.. sedangkan orang lain boleh jadi seperti air di daun talas, becek mulutnya, becek jemarinya mengetik tidak terbendung.. 

Berakhlak mulia itu bisa jadi membuat Anda berpikiran pendek, ringan hati membantu meski untuk memberikan separuh kekayaan Anda, sedangkan orang lain berpikir sepanjang langit dan bulan, berat hati menolong padahal Anda berhak menerima pertolongan itu..

Berakhlak mulia itu bisa jadi membuat Anda tidak populer, dijauhi bahkan mungkin dimusuhi... sementara Anda sebenarnya tidak melakukan apa-apa selain teguh atas sesuatu yg Anda yakini kebaikannya.. sebaliknya orang2 lain boleh jd disenangi, dipuja2 sejuta umat melakukan sesuatu padahal itu sungguh sebuah keburukan.. 

Berakhlak mulia itu boleh jadi memang tidak pernah mudah.. 

Tapi keponakan-keponakanku yg cantik.. adik-adikku yg manis.. yakinlah.. yakinlah, berakhlak mulia itu akan ditukar dengan wajah yg bercahaya menyenangkan.. dan tahukah kalian, bahkan bayi berumur 6 bulan yg sedang menangispun bisa berhenti lantas tertawa, karena dia tahu persis siapa yang sedang menggendongnya..


Sumber di sini

Nemu



Lagi membongkar isi lemari tiba-tiba menemukan puisi galau. Entah kapan dibuatnya-karena nggak ada tanggalnya-, tapi lumayan bagus lah.. ternyata saya dulu sering galau .. hehe


Kalau rasa ini tak jua menghilang
Biarlah aku  menjelma menjadi 
Burung yang terbang bebas di antara awan-awan
Atau menjadi ikan yang berenang bebas di lautan
Walau mereka punya kesulitan
Mereka bisa menghadapi dengan ketundukan yang pasrah
Rela akan segala ketentuanNya

Menulislah :)



menulislah, karena yakin tulisan kita bisa merubah. 
menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menghibur.
menulislah, karena yakin tulisan kita bisa menemani.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi di sana... di salah-satu gedung tinggi, apartemen2, padatnya kota hongkong, di sebuah kamar sempit, lelah setelah bekerja sepanjang hari, dimarahi majikan, kangen negeri sendiri, ada seseorang yg tertawa, menangis, tiba2 merasa begitu bersemangat, memiliki inspirasi, setelah membaca tulisan kita. salah-seorang saudara kita yg jadi TKW. blog, MP, notes kita menjadi penghiburan.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi di sana... di kolong jembatan, kota yg panas, tanah dgn onta dan korma, di balik dinding kardus. lelah setelah berminggu terkatung menjadi imigran tdk diinginkan, ada seseorang yg tertawa, menyeka pipi, buncah oleh pengharapan, setelah membaca tulisan kita. salah seorang saudara kita yg jadi buruh imigran di arab, terusir seperti gelandangan, tdk ada yg mau mengurusi. blog, MP, wordpress, notes kita menjadi teman.

kita tdk pernah tahu. boleh jadi, ibu2 buronan besar itu, yg hampir dua tahun minggat, bersembunyi di negeri orang, selalu melepas kerinduan atas tanah air dari rumah kontrakannya, dengan membuka blog, MP, wordpress, notes kita. bahkan tdk sabaran kapan cerbung kita akan bersambung, hendak menyapa takut ketahuan lokasinya.

menulislah, dgn keyakinan bahwa itu bisa merubah, menghibur dan menemani. jangan pedulikan jumlah komen, jumlah like, jumlah pengunjung. menulislah! karena dunia ini akan jauh lbh baik jika semua orang pintar menulis--bukan pintar bicara.

menulislah!

SIfat Asli



Sifat asli kita akan tampak manakala kita dihadapkan pada situasi terburuk. Bagaimana kita bereaksi terhadap hal tersebut  sangat menunjukkan watak asli kita, yang selama ini hanya bersemayam di dalam diri kita, tidak tampak di luar. Pagi ini saya melihat sebuah tayangan yang-walaupun terkesan membuat gara-gara, menjahili orang- pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana reaksi orang yang dijahili, itulah watak yang sebenarnya. Memang agak jahat, karena menjahilinya sampai menghujat orang yang dijahili, tapi apalah arti yang menghujat kalau yang dihujat menanggapinya dengan tidak melakukan hal yang sama bukan? Tiga orang yang dijadikan obyek, dan menurut saya juga bisa dijadikan perbandingan. Obyek pertama adalah seorang vokalis band ternama, demi memanfaatkan momentum kehilangan kameranya, para pelaku kejahilan ini menelpon obyek mengaku menemukan kameranya dan akan mengembalikan pada si empunya jika mau membayar  uang seharga 20 juta. Si obyek tidak mau dan menutup perbincangan dengan tenang. Saat ditelpon untuk yang kedua kalinya, obyek dipancing kemarahannya dengan akan mengancam menyebarkan foto di dalam kamera dan mengeditnya sedemikian rupa. Hal ini tentu saja mengancam popularitasnya, sontak si obyek marah dengan mengatakan hewan galak peliharaanya. Saat kemarahan memuncak itulah kemudian para pelaku kejahilan membuka identitasnya.

Tentang Mandi


a.       Definisi Mandi
Mandi adalah meratakan air suci ke seluruh badan dengan cara-cara tertentu. Mandi merupakan bentuk dari keindahan Islam sebagai agama yang cinta kebersihan dan kesucian (1)
Syariat mandi “Dan jika kamu junub, maka mandilah” (QS Al Maidah 6) “jangan hampiri masjid sedang kamu dalam keadaan junub kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi (QS An Nisa’”43) “Jika suatu kemaluan bersentuhan dengan kemaluan lain maka diwajibkan mandi(HR Muslim) (3)

b.      Hal-hal yang mewajibkan mandi
1. keluarnya air mani karena jima’, masturbasi, atau bermimpi
2. bertemunya 2 kelamin laki-laki dan perempuan (HR Bukhari dan Muslim)
3. Meninggal, kecuali syahid
4. Masuk Islam
5. Haid
6. Nifas(1)
6 (3 pertama berlaku untuk laki-laki dan perempuan: bertemunya 2 kelamin, keluar mani, mati) (3 ke-2 berlaku untuk perempuan: haid, nifas, dan bersalin) (2)
·         Jinabah (keluar mani atau tidak) (QS Al Maidah 6)
·         Berhentinya haidh dan nifas (QS Al Baqarah 222).” Berdiam dirilah selama darah hadihmu menahanmu kemudian mandilah (HR Muslim:334)
·         Masuk isalm. Shiroh Rosululloh SAW memerintahkan Tsumammah Al hanafi unuk mandi ketika ia masuk Islam (HR AL Hafizh Abdurrazaq)
·         Mati. Sahih Bukhari saat Rasululllah SAW memerintahkan untuk memandikan jenazah Zainab, putrinya (1255) (3)

c.      Sifat Mandi
         Niat kemudian meratakan air ke badan dengan satu kali mandi (1)
         Fardhunya niat dan menghilangkan najis jika terdapat najis (2)
         Fardhunya; niat (arbain 1), menyiram secara merata dan menggosaoknya, menggosok sela jari, rambut, pusar, dll(3)

d.     Sifat Mandi yang sempurna
         Niat, mencuci ke2 tangan 3 kali, mencuci kemaluan dan kotorannya, berwudhu dengan wudhu yang sempurna, menyiram kepala 3 kali, menyela-nyela rambut dengan tangan, kemudian mencuci bagian tubuh yang lainnya 1x, mendahulukan sisi kanan, menggosoknya dan tidak berlebihan dalam menggunakan air (1)
         Basmalah dan niat untuk menghilangkan hadast besar, membasuh kedua telapak tangannya 3x, membersihkan kotoran (beristinja’) dan membasuh kemaluan, duburnya bagian tubuh di sekitarnya dari kotoran, berwudhu dan berniat menghilangkan hadast kecil, (tanpa membasuh kaki, bisa bersama degan wudhu atau menangguhkan saat selesai mandi)membenamkan kedua telapak tangannya ke dalam air, mengirai pangkal rambut kepalanya dengan kedua telapak tangannya, membasuh kepala dan kedua telianganya sebanyak 3x dengan 3 kali cidukan lalu menyiramkan air ke bagian kanan tubuhnya dari atas ke bawah, menyiram tubuh bagian kiri. Memperhatikan bagian-bagian yang tersembunyi untuk dibersihkan (pusar, dll) (3)


Edisi Misteri



Tulisan yang sudah lama, coba dipublish, semoga bermanfaat

Jodoh, rezeki, maut telah ditetapkan oleh ALLAH SWT, pena telah diangkat dan lembaran tinta telah mengering, maka tak perlu risau atas segala yang belum didapatkan, yang perlu dirisaukan adalah bagaimana cara menjemput ketetapan ALLAH itu dengan sebaik-baik penjemputan, sebaik-baik penerimaan.

Jodoh, entah dijemput dengan pacaran, hubungan tanpa status, atau dengan cara yang ALLAH ridhoi sekalipun, jodoh adalah dia yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, yang menjadikannya berbeda adalah rasa yang dirasakan oleh kedua pasangan, keberkahan yang melingkupi keluarga jika dijemput dengan sebaik-baik cara yang ALLAH ridhoi.

Lomba


Sebuah perlombaan, sebuah kompetisi, begitulah gambaran paling nyata di atas. kompetisi telah usai, pemenang telah terpilih. Dia menjadi pemenang di antara keempat rivalnya, tapi bukan hanya itu yang membuat gambar ini tampak menarik. Sosok pemenang itu digambarkan berwarna berbeda dengan rivalnya. Keempat rivalnya direpresentasikan dengan warna putih, sedangkan di warna kuning. Apa maknanya? Apakah pendesain sengaja mencelup dengan warna itu begitu dia msuk garis finish untuk membedakan sang pemenang dengan rivalnya? Atau memang sedari awal si tukang desain ingin menunjukkan bahwa pemenang mempunyai perbedaan? Dan pada gambar tersebut ia tunjukkan dengan perbedaan warna yang sangat kontras? Ibarat minuman maka rivalnya adalah air putih sedangkan ia jus jeruk. 

Gambar ini mengingatkan ku pada kata-kata seorang barat yang dikutip dalam komik detective Conan” bukan yang kuat yang akan menang, tapi yang menang adalah yang kuat”. Kalimat ini cukup dijadikan alasan jika memang jawaban yang benar diberi warna berbeda untuk menunjukkan kalau dialah pemenang, dialah yang kuat begitu hasil perlombaan di depan mata. Yah. Pada mulanya, tidak diketahui siapa yang akan jadi pemenang dalam frame orang lain secara kasat mata, begitu peluit ditiup, perlombaan berlangsung dan pemenang sudah nyata ada,maka terlihatlah bahwa dia yang paling kuat merujuk pada teori seorang barat. Tentang pemdapat kedua yaitu warna kuning sudah disematkan padanya bahkan sebelum pertandingan dimulai adalah tentang pandangan yang lebih dalam, kualitas. Kualitas sudah terlihat bahkan jauh sebelum dia memulai pertanidngan. ‘going extra miles’ begitu yang bisa saya terjemahkan. Gambaran air putih dan jus jeruk kiranya cukup untuk memberikan alasan pada pendapat ke-2. Saat yang lain hanya cukup dengan air putih, maka pemenang menambahinya dengan jeruk, jeruknya pun tidak utuh dia butuh tenanga ekstra untuk memeras dan mendapatkan sarinya. Itulah yang menjadi pembeda awal bahkan sebelum ia mulai, maka hukum yang kuat yang akan menang berlaku pada pendapat kedua ini, karena dia kuat sejak awal, ‘going ekstra miles’ maka dialah yang akan menjadi pemenang. Kedua pendapat tersebut sah-sah saja menurut saya karena keduanya mempunyai alasan unik dan menggelitik serta berdasar.

Bicara lagi tentang pemenang, mengingatkanku pada motivator-motivator yang dalam kurun beberapa tahun ini kusambangi pelatihannya. Mereka selalu berkata,”Anda dilahirkan sebagai seorang pemenang”. Ya. Kita hidup di dunia ini bukan tanpa alasan, kita adalah pribadi terpilih, terpilih dari jutaan sel sperma yang memburu masuk ke dalam sel telur, tapi endurrance kita dan dengan kehendak ALLAH lah hanya kita yang diperbolehkan masuk ke dalam sel telur, lalu menjadi inang di dalam rahim bunda. Singgah sebentar untuk kemudian terlahir ke dunia dengan amanah besar di pundak, menjadi rahmat bagi semesta alam. Pun di dunia tak luput dari perlombaan macam jutaan sperma menuju sel ovum. Dalam bidang apapun itu, semua hakikatnya sedang berlomba. Apalagi perlombaan yang satu ini, peminatnya sedikit tapi ganjarannya luar biasa, meraih ridho ALLAH. Ya ALLAH kiranya Engkau berkenan mengaruniai hamba hati yang bersih yang selalu ingin dan tak henti menggapai ridhoMu .. aamiin

Romantisme Persaudaraan



Malam itu seorang laki-laki bernama Tsabit bin Qais bin Syammas datang menghadap Rosululloh SAW dan berkata,

”Ya Rosululloh, saya kelaparan”.

Kemudian diperintahkan oleh beliau agar pergi ke rumah istri-istri beliau, tetapi ternyata yang didapat nihil, dia tidak mendapati makanan sedikit pun. Perlahan Rosululloh beranjak ke luar rumah, bersiap memberikan pengumuman. Dengan sigap penduduk Madinah kala itu berkumpul dan siap mendengarkan dengan seksama. Maka bersabdalah beliau dengan suaranya yang berwibawa,

“Siapa di antara kalian yang mau menyuguhi tamu ini pada malam hari ini. Maka Allah akan merahmatinya”.

Tiba-tiba seorang laki-laki Anshar berdiri dan berkata,”saya ya Rosululloh”. 

Rasululloh SAW tersenyum dan mendo’akannya, “Semoga Allah merahmatimu”. 

Laki-laki itu tersenyum, ada binar bahagia yang terpancar dari matanya dan buru-buru ia aamiin-kan do’a Rosululloh. Laki-laki tersebut bergegas mengajak Tsabit bin Qais bin Syammas ke rumahnya serta mempersilahkan ia istirahat di kamarnya. Sejenak ia berjalan untuk menemui istrinya yang kala itu ada di dapur dan berkata

Cintaku Hanya Untukmu



Ini kisah tentang penantian, penantian yang tidak berujung kebahagiaan.
          Aku masih di sini, ya, di pinggir jalan. Menanti angkot yang tak kunjung melintas. Mungkin karena ini sudah maghrib, jadi hanya beberapa angkot yang masih beroperasi, karena itulah ciri khas jenis angkot yang kutumpangi.
          Seorang kakek dengan dua tongkat di tangannya menghampiriku. Lamat-lamat kulihat ternyata kaki kakek ini hanya satu. Kakek itu menyapaku perlahan
          “Nak, nunggu siapa?”tanyanya ramah
          “ABB Pak” jawabku singkat
          “Nggak usah takut nak, saya nggak berniat jahat. Rumahnya dimana nak?”
          “Di Jambangan Pak” tuturku.
          Entah kenapa tiba-tiba kakek ini bercerita lebar tentang kehidupannya, tentang cintanya yang kandas, dan tentang kakinya yang harus diamputasi.
          Sebenarnya kakek ini pada awalnya normal. Ya, normal tanpa tongkat itu. Ia menjadi begitu karena kecelakaan yang menimpanya, yang mengharuskannya untuk diamputasi. Dan karena itu pulalah cintanya kandas. Cinta yang tidak menghendaki ketidaksempurnaan. Mungkin itu yang bisa kusimpulkan. Perempuan yang telah lama ia nantikan dan akan berjanji setia di pelaminan itu meninggalkannya saat tahu bahwa kekasihnya tidak lagi normal. Kejam memang. Memandang kebahagiaan dan cinta hanya sebatas fisik semata. Dan kakek itu sampai saat ini masih membujang. Memilih untuk tidak memberikan cintanya itu pada perempuan lain, selain kekasihnya itu.

Menjadi Ibu



Menjadi ibu berarti berani menjadi lebih dewasa, jauh lebih dewasa dari anak-anaknya tanpa merasa lebih. Yah, sifat yang baik itu unik ia akan ada tanpa si empunya bisa merasa, semakin ia merasa smakin hilang sifat baiknya

Menjadi ibu berarti siap menanggung segala keperluan anaknya, baik lahiriah maupun batiniah, siap menempa si anak menjadi sebaik-baik manusia, sebaik-baik khalifah sebagaimana yang ALLAH firmankan padanya

Menjadi ibu berarti siap lahir dan bathin mendapatkan hal terbaik maupun terburuk sekalipun dalam membesarkan anaknya, karena anak selain amanah adalah cobaan yang bisa membuat seorang ibu makin dekat atau malah semakin jauh dari RobbNya

Menjadi ibu berarti siap menanggung segala kesalahan yang ia perbuat kala mengajarkan anak perbuatan yang tidak baik baik secara langsung atau tidak dan harus diap terkejut kala mengetahui kebaikan yang berlimpah adalah wujud bakti seorang anak padanya

Menjadi ibu berarti siap menjadi surga bagi anaknya, yang senantiasa mengarahkan si naka menuju surgaNya menuju ampunan rahmat dan kasih sayangNya semata

Menjadi ibu berarti siap menerima amanah dari ALLAH Yang Menggenggam Kehidupan

Menjadi ibu berarti siap menerima resiko kala mengandung dan melahirkan anaknya

Menjadi ibu menjadi perkara terindah seorang perempuan diciptakan oleh ALLAH Yang Maha Kuasa

Biografi Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah



Nama seberanya adalah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa’ad bin Huraiz az-Zar’i, kemudian ad-Dimasyqi. Dikenal dengan ibnul Qayyim al-Jauziyyah nisbat kepada sebuah madrasah yang dibentuk oleh Muhyiddin Abu al-Mahasin Yusuf bin Abdil Rahman bin Ali al-Jauzi yang wafat pada tahun 656 H, sebab ayah Ibnul Qayyim adalah tonggak bagi madrasah itu. Ibnul Qayyim dilahirkan di tengah keluarga berilmu dan terhormat pada tanggal 7 Shaffar 691 H. Di kampung Zara’ dari perkampungan Hauran, sebelah tenggara Dimasyq (Damaskus) sejauh 55 mil.

Pertumbuhan Dan Thalabul Ilminya

Ia belajar ilmu faraidl dari bapaknya karena beliau sangat menonjol dalam ilmu itu. Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan membaca kitab-kitab: (al-Mulakhkhas li Abil Balqa’ kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudian Alfiyah Ibnu Malik, juga sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). belajar dari syaikh Majduddin at-Tunisi satu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur. Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Isma’il bin Muhammad al-Harraniy. Beliau amat cakap dalam hal ilmu melampaui teman-temannya, asyhur di segenap penjuru dunia dan amat dalam pengetahuannya tentang madzhab-madzhab Salaf. Pada akhirnya beliau benar-benar bermulazamah secara total (berguru secara intensif) kepada Ibnu Taimiyah sesudah kembalinya Ibnu Taimiyah dari Mesir tahun 712 H hingga wafatnya tahun 728 H.
Ibnul Qayyim yang menyebarluaskan ilmu Ibnu Taimiyah dengan cara menyusun karya-karyanya yang bagus dan dapat diterima. Ibnul Qayyim pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu Taimiyah sambil didera dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul Qayyim pun dilepaskan dari penjara. Sebagai hasil dari mulazamahnya (bergurunya secara intensif) kepada Ibnu Taimiyah, beliau dapat mengambil banyak faedah besar, diantaranya yang penting ialah berdakwah mengajak orang supaya kembali kepada kitabullah Ta’ala dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahihah, berpegang kepada keduanya, memahami keduanya sesuai dengan apa yang telah difahami oleh as-Salafus ash-Shalih, membuang apa-apa yang berselisih dengan keduanya, serta memperbaharui segala petunjuk ad-Din yang pernah dipalajarinya secara benar dan membersihkannya dari segenap bid’ah.
Penguasaannya terhadap Ilmu Tafsir tiada bandingnya, pemahamannya terhadap Ushuluddin mencapai puncaknya dan pengetahuannya mengenai Hadits, makna hadits, pemahaman serta Istinbath-Istinbath rumitnya, sulit ditemukan tandingannya. Beliau berpegang pada (prinsip) ijtihad serta menjauhi taqlid. Beliau rahimahullah benar-benar menyibukkan diri dengan ilmu dan telah benar-benar mahir dalam berbagai disiplin ilmu, namun demikian beliau tetap terus banyak mencari ilmu, siang maupun malam dan terus banyak berdo’a.

Misinya

Sesungguhnya Hadaf (tujuan) dari Ulama Faqih ini adalah hadaf yang agung. Beliau telah susun semua buku-bukunya pada abad ke-tujuh Hijriyah, suatu masa dimana kegiatan musuh-musuh Islam dan orang-orang dengki begitu gencarnya. Kegiatan yang telah dimulai sejak abad ketiga Hijriyah ketika jengkal demi jengkal dunia mulai dikuasai Isalam, ketika panji-panji Islam telah berkibar di semua sudut bumi dan ketika berbagai bangsa telah banyak masuk Islam; sebahagiannya karena iman, tetapi sebahagiannya lagi terdiri dari orang-orang dengki yang menyimpan dendam kesumat dan bertujuan menghancurkan (dari dalam pent.) dinul Hanif (agama lurus). Orang-orang semacam ini sengaja melancarkan syubhat (pengkaburan)-nya terhadap hadits-hadits Nabawiyah Syarif dan terhadap ayat-ayat al-Qur’anul Karim. Maka adalah satu keharusan bagi para A’immatul Fiqhi serta para ulama yang memiliki semangat pembelaan terhadap ad-Din, untuk bertekad memerangi musuh-musuh Islam beserta gang-nya dari kalangan kaum pendengki, dengan cara meluruskan penafsiran secara shahih terhadap ketentuan-ketentuan hukum syari’ah, dengan berpegang kepada Kitabullah wa sunnatur Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam

Murid-Muridnya

Ibnul Qayyim benar-benar telah menyediakan dirinya untuk mengajar, memberi fatwa, berdakwah dan melayani dialog. Karena itulah banyak manusia-manusia pilihan dari kalangan para pemerhati yang menempatkan ilmu sebagai puncak perhatiannya, telah benar-benar menjadi murid beliau. Mereka itu adalah para Ulama terbaik yang telah terbukti keutamaannya, di antaranya ialah: anak beliau sendiri bernama Syarafuddin Abdullah, anaknya yang lain bernama Ibrahim, kemudian Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun kitab al-Bidayah wan Nihayah, al-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali al-Baghdadi penyusun kitab Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abdil Hadi al-Maqdisi, Syamsuddin Muhammad bin Abdil Qadir an-Nablisiy, Ibnu Abdirrahman an-Nablisiy, Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzhahabi at-Turkumaniy asy-Syafi’i, Ali bin Abdil Kafi bin Ali bin Taman As Subky, Taqiyussssddin Abu ath-Thahir al-Fairuz asy-Syafi’i dan lain-lain.