Menjaga Hati

Sebuah tulisan yang sebenarnya ditujukan pada kaum Adam, tapi juga layak dikonsumsi kaum Hawa. Diambil dari sebuah blog yang semoga menginspirasi dan menguatkan tekad untuk senantiasa menjaga hati:)





Jangan dulu biarkan guratannya terlalu dalam jika permaisuri itu, sang pribadi sholihah, telah melunakkan hati ini. Mudah sekali namanya tergurat, terukir, dan termemorikan, tapi jangan terlalu dalam. Jika namanya mulai datang, mungkin guratannya akan terasa menggetarkan tapi jangan sampai terlalu, jangan sampai hati ini lepas dari Penggenggamnya, nanti bukan cinta namanya.
Jika hati harus berkali-kali bergetar, ratusan kali berdesir, maka cukup sampai di situ saja, tunggu sampai waktunya. Tak perlu sampai ada getar pandangan atau desir bisikan. Jangan sampai akhirnya penghujan tiba di hati hanya karena getar yang tak kunjung puas padanya, ada saatnya nanti. Ada saatnya indra kita nanti berkata cinta, saat hati boleh berbagi energinya. Jangan sampai permaisuri shalihah itu tak lagi sholihah, hanya karena getar yang terlalu ingin berbagi.
Dan ketika pandangan ini benar-benar terjaga maka ia akan menjadi lebih berarti, menjadi sebuah tatapan manis yang hanya tersaji untuk seorang permaisuri yang sah dihadapan-Nya. Begitupula ketika manisnya rangkaian ucap cinta tetap terjaga maka ia akan menjadi sangat berarti, menjadi sebuah ucapan yang hanya terbisik lirih di telinganya. Tak ada bedanya dengan tangan ini, biarkan saja kelak ia hanya memberi dekapan hangat kepada dia yang sah dihadapan-Nya.
*catatan singkat untuk seorang teman, sahabat, dan saudara yang siap bergenggam tangan dengan permaisuri sholihah untuk melakukan sebuah lompatan awal menuju firdaus-Nya

Oleh: Topan Bayu Kusuma
0 Responses