Edisi Misteri



Tulisan yang sudah lama, coba dipublish, semoga bermanfaat

Jodoh, rezeki, maut telah ditetapkan oleh ALLAH SWT, pena telah diangkat dan lembaran tinta telah mengering, maka tak perlu risau atas segala yang belum didapatkan, yang perlu dirisaukan adalah bagaimana cara menjemput ketetapan ALLAH itu dengan sebaik-baik penjemputan, sebaik-baik penerimaan.

Jodoh, entah dijemput dengan pacaran, hubungan tanpa status, atau dengan cara yang ALLAH ridhoi sekalipun, jodoh adalah dia yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, yang menjadikannya berbeda adalah rasa yang dirasakan oleh kedua pasangan, keberkahan yang melingkupi keluarga jika dijemput dengan sebaik-baik cara yang ALLAH ridhoi.

Rezeki, tidak jauh berbeda dengan jodoh, ia sudah ditetapkan, “Tidak akan dicabut nyawa seorang anak Adam kecuali telah disempurnakan rizki atasnya”. Masih jelas dalam ingatan kisah Nabiyulloh Muhammad SAW saat menerima wahyu terakhirnya, tertuang jelas dalam QS Al Maidah ayat 3 .. “Telah dicukupkan untukmu agamamu .. lagi-lagi kaitannya dengan cara. Cara apa yang digunakan untuk menjemput rezeki. Jika mempunyai penghasilan satu juta dollar misalnya, itu memang rezeki, tapi yang membedakannnya adalah cara yang digunakan sehingga mempengaruhi rasa yang dimiliki. Lihat para koruptor itu, harta mereka adalah rezeki mereka, tapi mereka mengambilnya dengan cara yang tidak sesuai ketentuan ALLAH, tentu saja mengakibatkan mereka menjadi hidup tidak tenang, takut ketahuan, menggunakan segala cara untuk menutupi kesalahannya, parahnya, saat ketahuan dan akhirnya dipenjara, mereka bisa jalan-jalan kemanapun .. lagi-lagi itu adalah rezekinya, bisa jalan-jalan tapi tentu saja rasanya berbeda ,, tentu tidak enak kemana-mana harus menyamar bukan?bukankah lebih enak menikmati perjalanan dengan hati yang tenang?. Rasa, itulah yang membedakan antara yang satu dengan yang lain.

Maut, maut tidak bisa diulur atau dipercepat, semua sudah terukir di Lauhul Mahfudz, sekali lagi caranya yang membuat rasa mengahadapi kematian berbeda-beda, ya, itulah hidup, nilai kita justru bukan pada prosesnya, melainkan hasilnya, tapi apapun itu, hasil sebenarnya juga merupakan cerminan proses, bagaimana kita mengisi kehidupan ini itulah yang menjadikan cerminan kita di ujung usia kita, bukankah kita akan mati sesuai dengan bagaimana kebiasaan kita? Maka membiasakan berbuat yang baik terbaik untuk memperoleh ridhoNya adalah tips untuk meraih maut yang lebih indah. Bagaimana dengan orang yang bunuh diri?lagi-lagi maut memang sudah menyapanya, tapi ia menjemput dengan bunuh diri, tentu saja rasanya akan berbeda, ah, maut .. misteri semisteri jodoh dan rezeki .. tapi kalau itu semua dikembalikan dengan ketakwaaan pada ALLAH semata, maka rasanya akan lebih ‘enak’ dan ‘banyak’
0 Responses