SIfat Asli
Sifat asli kita akan tampak manakala kita
dihadapkan pada situasi terburuk. Bagaimana kita bereaksi terhadap hal
tersebut sangat menunjukkan watak asli
kita, yang selama ini hanya bersemayam di dalam diri kita, tidak tampak di
luar. Pagi ini saya melihat sebuah tayangan yang-walaupun terkesan membuat
gara-gara, menjahili orang- pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana reaksi
orang yang dijahili, itulah watak yang sebenarnya. Memang agak jahat, karena
menjahilinya sampai menghujat orang yang dijahili, tapi apalah arti yang
menghujat kalau yang dihujat menanggapinya dengan tidak melakukan hal yang sama
bukan? Tiga orang yang dijadikan obyek, dan menurut saya juga bisa dijadikan
perbandingan. Obyek pertama adalah seorang vokalis band ternama, demi
memanfaatkan momentum kehilangan kameranya, para pelaku kejahilan ini menelpon
obyek mengaku menemukan kameranya dan akan mengembalikan pada si empunya jika
mau membayar uang seharga 20 juta. Si
obyek tidak mau dan menutup perbincangan dengan tenang. Saat ditelpon untuk
yang kedua kalinya, obyek dipancing kemarahannya dengan akan mengancam
menyebarkan foto di dalam kamera dan mengeditnya sedemikian rupa. Hal ini tentu
saja mengancam popularitasnya, sontak si obyek marah dengan mengatakan hewan
galak peliharaanya. Saat kemarahan memuncak itulah kemudian para pelaku
kejahilan membuka identitasnya.
Tidak berbeda jauh dengan obyek pertama, obyek
kedua adalah seorang personil boy band, dalam video klipnya dia berakting
menggandeng tangan seorang perempuan. Nah, momen ini yang dimanfaatkan si
pelaku kejahilan, mengaku sebagai pacar si model, PK (Pelaku Kejahilan) memaki obyek dengan
semena-mena, reaksi si obyek adalah meminta maaf dan terus menjelaskan kejadian
yang sebenarnya, karna memang pada dasarnya dia tidak bersalah. Lama mendebat kemarahan
obyek tak kunjung memuncak, PK membuka identitasnya dengan sempat mengeluarkan
makian kasar, (sepertinya yang perlu dikerjain yang ngerjain deh -,-).
Obyek yang ke-3 adalah teman se-grup dengan
obyek ke-2, ia ditawari untuk bersolo karir dengan bayaran yang menggiurkan,
karena si obyek menolak, PK menaikkan bayarannya hingga 2 kali lipat. Ternyata si
obyek tidak juga berkutik dari pendiriannya untuk tetap bersama grupnya.
Kemarahan PK memuncak, ia mengancam akan menghasut semua produser agar tidak
mengontraknya dan ke2 kawannya. Tetapi si obyek tetap tidak merasa terusik, ia
malah dengan tenangnya berkata,”Ya silahkan, rezeki kan sudah diatur sama Yang
di Atas .. “jawabnya singkat. Tidak lama kemudian PK membuka identitasnya.
Dari
ke3 obyek yang tersebut di atas kita akan tahu, mana emas dan mana kuningan,
semuanya terlihat dari bagaimana kita merespon dengan sikap terbaik dalam
keadaan terburuk. So, ingin tahu sifat aslimu? Lihat bagaimana engkau menyikapi
saat kejadian tidak menyenangkan menghampirimu:)
Posting Komentar